Busana Cak dan Ning Surabaya
FILOSOFI CAK SURABAYA
Pemilihan Putra dan Putri Daerah di berbagai kota setiap
tahun selalu diadakan. Pemilihan ini mengundang berbagai pro dan kontra.
Terlepas dari pro dan kontra tersebut kita mencoba untuk menyampaikan (sekaligus
menjawab pertanyaan Cak Kandar yll) terutama mengenai busana Cak dan Ning
Surabaya.
Cak merupakan sosok pemuda pria
Surabaya yang ceplas ceplos sehingga lebih suka mengatakan sesuatu secara
spontan dan penuh pertimbangan. Sosok Cak Surabaya adalah sosok pelindung dan
memiliki loyalitas yang tinggi. Hal ini dapat kita lihat melalui kemanapun Ning
pergi, Cak selalu mendampingi.
Cak Surabaya memiliki busana
kebesaran. Baju Kebesaran adalah pakaian khas Surabaya Tempo Doeloe (dulu) dan
hingga kini pakaian tersebut masih digunakan dalam acara besar di kediaman
walikota, balai kota dan acara - acara formal yang lain.
Setiap baju kebesaran Cak Surabaya
memiliki banyak filosofi. Mulai dari Udeng Batik poteh pancot miring warna
hitam tiga tingkat hingga terompah. Adapun Penjelasan dari tiap - tiap bagian
baju kebesaran adalah sebagai berikut.
a. Udeng Batik poteh pancot miring
warna hitam tiga tingkat
Udeng ini memiliki makna bahwa udeng
ini merupakan ciri khas dari Jawa Timur, bermotif batik dan memiliki pancot.
b. Jas tutup badan ( beskap )dengan
asesoris
Beskap Cak memiliki warna putih
gading yang melambangkan kesucian, memiliki 5 kancing berwarna emas yang
memiliki makna arek Surabaya selalu menjunjung tinggi rukun islam.
c. Kuku macan
Pada awalnya gantungan di baju Cak
adalah rantai jam dengan bendel hiasan akan tetapi karena terlalu berat maka
diganti dengan kuku macan. Kuku macan sendiri memiliki makna kekuatan dan
ketangkasan yang tak terbatas sehingga Cak menjadi pelindung yang tangguh dan
dapat dihandalkan. Kuku Macan biasanya digantungkan pada kancing kedua dari
kelima kancing baju beskap
d. Sapu tangan merah
Sapu tangan merah ditempatkan di
saku sebelah kiri atas beskap kebesaran. Sapu tangan ini melambangkan cak
merupakan sosok yang penuh dengan loyalitas dan setia
e. Jarik Parikesit, Rawon atau Gringsing Wiron
Jarik merupakan salah satu lambang
dari keluwesan Jawa. Selain itu dalam bertindak arek Surabaya diharuskan untuk
bisa bekerja seefektif dan seefisien mungkin tapi tetap tidak meninggalkan
aturan dan norma yang ada.
f. Terompah
Terompah merupakan salah satu unsur
baju kebesaran Cak Surabaya. Terompah adalah simbol kecerdasan, foundation,
tempat berpijak, berpikir, termasuk kemudian simbol segala yang duniawi.
Sedang Ning Surabaya mengenakan
sanggul bentuk gelung rambut biasa, pakaiannya menggunakan kebaya dengan
selendang atau kerudung yang diberi renda-renda, dibordir dengan warna
muda. Kebaya dan kerudung, warnanya sama. Kain kebaya tidak boleh tembus
pandang, sehingga tidak memperlihatkan pakaian dalam. Lalu memakai peniti
renteng.
Bagian bawahnya, busana Ning menggunakan kain sarung batik pesisir, kemiren
harus terlihat dengan tumpal yang diletakkan di bagian depan.
Telinga dihiasi anting-anting panjang, kaki memakai binggel dan tanga
memakai gelang emas. Mata diberi celak, jari-jari diberi pacar (warna).
Alas kaki berupa selop bertutup depan, runcing dan tinggi minimal 7 sampai 9
centimeter.
Halo Ning Fitri, penjelasane lumayan enak diwoco, tapi kurang detail. Nek iso, dilengkapi sing jenenge Udeng iku sing endi, terompah iku opo (sandal tah?). Lha nek pakaian adat Jawa Tengah (Jogja/Solo) onok senjatane (keris) sing dipasang ning mburi, Cak Suroboyo ngga nggowo senjata tah? :)
BalasHapus